Minggu, 24 Februari 2013

Masalah Pendidikan di Indonesia

 

Diperkirakan tahun 2020-2030 bangsa ini diprediksi memulai mencapai zaman  keemasan,    penduduk yang besar , usia muda dan produktif ditambah sumber alam yang begitu besar yang memungkinkan membawa keuntungan yang besar bagi bangsa ini.
PR bagi kita semua jika potensi sumber daya manusia yang trampil, berkemampuan dan berkepribadian, sehat jasmani rohani untuk mengelola suber daya alam tersebut. Orang Arab pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah surga dunia. Kusplus dengan lagunya berjudul Kolam Susu mengatakan dalam syairnya bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiadaa topan kutemui, ikan dan udang menghampiri diriku ……

Kunci bangsa ini untuk meraih zaman keemasan salah satunya adalah Pendidikan
Masalahnya adalah bahwa pendidikan di Indonesia masih banyak tersimpan berbagai masalah . BPS mencatat bahwa tahun 2010 dari 40 juta angkatan kerja 49,5% hanya berpendidkan SD, 19,1% berpendidkan  SMP, 23.4%  berpendidikan  SLA,  2,8%  setara D4, 4, 8% berpendidikan S1.
Selain daripada itu adanya kesenjangan antar daerah yang sangat besar , pendidikan menengah dari 497 kab/kota, 235  diantarnya angka partisipasi kasar (APK) mencapai 47,3%, itu berarti masih banyak warga yang belum bisa menikmati pendidikan pada tingkat SLA.
Persoalan lain adalah tentang kesejahteraan guru . coba kita bayangkan hari gini guru yang konon disebut pahlawan tanpa tanda jasa, sebagai ujung tombak kemajuan bangsa dan Negara masih ada guru yang digaji Rp. 100.000, per bulan, permasalahan sertifiakasi guru, permasalah kualitas guru, masalah pengangngkatan guru Bantu dan masalah-masalah pendidikan lainya yang belum terselesaikan.
Masalah yang sederhana saja yang sering muncul yaitu gaji guru yang rendah sebenarnya gampang solusinya naikan saja, ( daripada dikorupsi) kompetensi guru yang rendah tinggal diperbaiki saja apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan pada guru, jangan lupa kompetensi Kepala Sekoalah dan Pengawas juga perlu dievaluasi, apakah kepala sekolah dan pengawas diangkat karena kompetensinya . atau diangkat karena kepala sekolah bisa dipakai sebagai alat politik.
Jika ada suatu pertanyaan apakah guru sanggup menyiapkan generasi muda masa depan yang dibutuhkan sesuai jamannya ? maka jawabnya adalah sanggup . Pemerintah harus mengurus soal penyedian , distribusi, kualifikasi, sertifikasi, pelatiahan, karier, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan.
Masalah yang semakin lengkap.
Mantan Rektor Universitas Sanata Dharma yagyakarta pernah mengatakan bahwa pemerintah yang tidak secara jelas mendasarkan pada filosofi pendidikan membuat praktis pendidikan dilapangan dikembangan sesuai filsafat masing-masing sekolah.  Sehingga para guru terjebak dalam ketidak jelasan untuk mencapai tujuan nasional pendidikan mencerdaskan bangsa dengan menjadikan anak bangsa sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Contoh Ujian nasional ( UN ) pendidikan koqnitif menjadi fokus utama para guru kehilangan semangat sebagai pendidik dipersempit. Menjadi guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan
Oleh  Mr. Pamuji

Tidak ada komentar:

tekad sekolahku


Belajar Bhs.Inggris OL

Liris

ArsipBlogq