Masalah Pendidikan di Indonesia
Diperkirakan tahun
2020-2030 bangsa ini diprediksi memulai mencapai zaman keemasan,
penduduk yang besar , usia muda dan produktif ditambah sumber alam yang
begitu besar yang memungkinkan membawa keuntungan yang besar bagi bangsa ini.
PR bagi kita semua jika potensi sumber daya manusia yang trampil, berkemampuan dan berkepribadian, sehat jasmani rohani untuk mengelola suber daya alam tersebut. Orang Arab pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah surga dunia. Kusplus dengan lagunya berjudul Kolam Susu mengatakan
dalam syairnya bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup
menghidupimu, tiada badai tiadaa topan kutemui, ikan dan udang
menghampiri diriku ……
Kunci bangsa ini untuk meraih zaman keemasan salah satunya adalah Pendidikan
Masalahnya adalah
bahwa pendidikan di Indonesia masih banyak tersimpan berbagai masalah .
BPS mencatat bahwa tahun 2010 dari 40 juta angkatan kerja 49,5% hanya
berpendidkan SD, 19,1% berpendidkan SMP, 23.4% berpendidikan SLA,
2,8% setara D4, 4, 8% berpendidikan S1.
Selain daripada itu adanya
kesenjangan antar daerah yang sangat besar , pendidikan menengah dari
497 kab/kota, 235 diantarnya angka partisipasi kasar (APK) mencapai
47,3%, itu berarti masih banyak warga yang belum bisa menikmati
pendidikan pada tingkat SLA.
Persoalan lain adalah
tentang kesejahteraan guru . coba kita bayangkan hari gini guru yang
konon disebut pahlawan tanpa tanda jasa, sebagai ujung tombak kemajuan
bangsa dan Negara masih ada guru yang digaji Rp. 100.000,
per bulan, permasalahan sertifiakasi guru, permasalah kualitas guru,
masalah pengangngkatan guru Bantu dan masalah-masalah pendidikan lainya yang belum terselesaikan.
Masalah yang sederhana saja yang sering muncul yaitu gaji guru yang rendah sebenarnya gampang solusinya naikan saja, ( daripada dikorupsi) kompetensi guru yang rendah tinggal diperbaiki saja apa yang menjadi kekurangan dan
kelemahan pada guru, jangan lupa kompetensi Kepala Sekoalah dan
Pengawas juga perlu dievaluasi, apakah kepala sekolah dan pengawas diangkat karena kompetensinya . atau diangkat karena kepala sekolah bisa dipakai sebagai alat politik.
Jika ada suatu pertanyaan apakah
guru sanggup menyiapkan generasi muda masa depan yang dibutuhkan sesuai
jamannya ? maka jawabnya adalah sanggup . Pemerintah harus mengurus
soal penyedian , distribusi, kualifikasi, sertifikasi, pelatiahan,
karier, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan.
Masalah yang semakin lengkap.
Mantan Rektor
Universitas Sanata Dharma yagyakarta pernah mengatakan bahwa pemerintah
yang tidak secara jelas mendasarkan pada filosofi pendidikan membuat
praktis pendidikan dilapangan dikembangan sesuai filsafat
masing-masing sekolah. Sehingga para guru terjebak dalam ketidak
jelasan untuk mencapai tujuan nasional pendidikan mencerdaskan bangsa
dengan menjadikan anak bangsa sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
Contoh Ujian nasional ( UN ) pendidikan koqnitif menjadi fokus utama
para guru kehilangan semangat sebagai pendidik dipersempit. Menjadi guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan
Oleh Mr. Pamuji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar